Wednesday 13 May 2015

Bincang Malam Tentang Pernikahan

source picture here

Jadi ceritanya, tadi malam saya itu ditelpon seorang adik kelas…. sebenarnya sayanya sudah ngantuk banget… tapi berhubung saya juga sudah cukup lama tak bertukar kabar dengannya, telpon itu saya angkat… Oke… awalnya bertukar kabar… bagaimana kabar saya di perantauan ini, kapan saya ada pulang ke Medan, apa ada niat saya untuk memperpanjang PTT disini. Trus lanjut dah ke bagiannya dia. Saya tanya kapan tamat, sedang stase koas apa dia sekarang, pokoknya gantianlah…

Nah… tiba-tiba arah cerita berubah. Dia bertanya tentang siapa si abang sayang saya sekarang ini. Santai saya menjawab "NGGAK PUNYA"

Dan saudara-saudara sebangsa setanah air… dimulai analisa atas kepribadian saya. Mengapa sampai saat ini saya masih betah melajang? Tanpa anamese, wawancara, dan sebagainya itu, muncullah satu jawab atas kesendirian saya.


"Buka diri dong kak!!! Jangan setertutup itu!!!"

Nah loh… setertutup itukah saya? Jelas tidak. Tau dari mana dia saya tak pernah membuka hati untuk para cowok? Lagian buka diri? Malu donk diliatin orang. Buka hati? Ntar deh saya konsultasi ke Spesialis Bedah dulu… *mulai gerah* *mulai error*

Intinya saya tuh sampai saat ini masih betah dengan kesendirian saya. Urusan umur, toh… seperti yang pernah saya bilang sampai basi, umur itu tidak berkaitan dengan kedewasaan. Umur boleh semakin menua, tetapi kedewasaan dan pola pikir belum tentu ikut bertambah. Setuju? Kalau sudah bicara tentang cowok, jodoh, dan umur, tentu pasti semua pada ngerti deh kalau kata selanjutnya adalah kapan dan perawan tua. Kita urai satu-satu ya?

Kapan? Masih pada inget kan kalau rejeki, jodoh, maut, pertemuan itu yang atur Allah? Ya… jadi kalau ditanya kapan nikah, saya nggak tau jawabannya. Yang saya tahu saat ini Allah sedang menyiapkan seseorang buat saya, dan kenapa masih disimpan? Karena Allah masih memberikan saya waktu untuk mempersiapkan diri bila nanti dia datang… *kibas jilbab*

Perawan tua? Setelah penasaran apa artinya perawan tua dan berhubung tak ada kamus bahasa Indonesia di rumah saya, maka saya pun bertanya pada mbah Gugel. Dan jawab yang tertera di kamus besar dot com yaitu perawan tua adalah gadis yang telah berumur lebih dari 35 tahun, tetapi belum kawin (ngutip tanpa edit). Balik ke diri sendiri, Thanks Good It’s Friday saya belum setua itu. Jadi tak pantas ‘kan bila saya dikatakan perawan tua?

Saya percaya setiap orang berhak punya planning dalam hidupnya. Jadi tak sopan bila ada yang menghakimi seseorang hanya memikirkan materi, keenakan cari uang, nggak laku karena terlalu jelek, terlalu cuek dan remeh memandang institusi perkawinan, hingga pada usia tertentu belum juga menikah. Si teman itu pun juga tak pantas untuk berkata jika saya menutup diri terhadap laki-laki. Well, saya nggak menutup diri kok pada makhluk yang berjenis manusia dengan spesifikasi laki-laki. Mungkin jodoh saya aja sih yang belum dateng. Yang paling bikin saya sebel tadi malam itu adalah sifat kesoktahuan dia. Oke… saya terima kok dikritik. Tapi saya nggak terima dihakimi atas status lajang saya. Apalagi usia si teman juga sudah 22 tahun dan belum menikah. Kesannya kok ya menggurui banget gitu.

Toh tidak ada pasal dalam KUHP ataupun dalam KUHPerdata yang menyatakan bila seorang perempuan belum juga menikah di usia yang telah didoktrin oleh masyarakat adalah sebuah pelanggaran besar dan pelakunya harus dihukum seberat-beratnya.

Jadi, dari pada sibuk menghakimi saya yang belum menikah juga, bagaimana jika kamu sodorkan saya laki-laki yang kira-kira paling tepat untuk saya? Jika memang tidak sesuai untuk saya, silahkan tutup mulutmu atas status lajang saya. Dan jika sesuai untuk saya, silahkan tunggu undangan dari saya. Setuju? *wink*






Repost dari postingan tanggal 02/04/2012


No comments:

Post a Comment